
NGOBROL PINTAR “Basic Petroleum Geology To Build Play Based Evaluation”
Webinar
Kegiatan WEBINAR telah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 Desember 2021, pukul 18.45-20.55 WIB, bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa meliputi: memahami elemen dan proses Petroleum System, memahami potensi (kualitas), tipe kerogen dan kematangan Batuan Induk, memahami jebakan akumulasi migas, memahami beberapa kasus cekungan migas Indonesia. WEBINAR diselenggarakan oleh SPE-SC Akamigas Balongan (SPE Student Chapter Akamigas Balongan) bekerjasama dengan Ikatan Alumni Geofisika Universitas Brawijaya (IKA Geofisika).
Acara WEBINAR ini diselenggarakan secara virtual, dengan pemateri:
- Joko Wiyono, S.Si., M.T. Pertamina Upstream Data Center (Geoscientist)
Webinar dimoderatori oleh Warto Utomo (IKA Geofisika) dan diikuti oleh 68 peserta yang hadir meliputi mahasiswa Teknik Perminyakan Akamigas Balongan Teknik Geofisika UB dan praktisi. Berikut ini akan dipaparkan ringkasan mengenai kegiatan tersebut: Petroleum system adalah Petroleum adalah campuran dari hidrokarbon (gas, cair, dan padat) & non hidrokarbon yg terjadi secara alamiah di alam (Magoon & Dow, 1994). Petroleum system tersusun atas source rock, reservoir, seal (elemen) dan trap, migrasi akumulasi (proses). Batuan induk adalah batuan yg menghasilkan minyak dan gas bumi, merupakan batuan sedimen berbutir halus, umumnya batuan serpih berwarna gelap, kaya material organik, diendapkan dgn energi rendah. Evaluasi batuan induk meliputi :
- Jumlah maseral (analisis Total organic Carbon/TOC)
- Tipe material organik (melalui analisis rock eval pyrolisis)
- Tipe kerogen (melalui analisis rock eval pyrolisis). Terdapat 4 tipe Keroen; tipe I, II, III, IV
- Kematangan (melalui analisis rock eval pyrolisis / Tmax, pantulan sinar vitrinit (Ro/ reflectance in oil), spora colour indek (SCI), Thermal Alteration Index (TAI), Conodont Alteration Index (CAI). Tmax diperoleh dari analisis rock eval pyrolysis, Ro diperoleh dari analisis vitrinite reflectance dan SCI merupakan analisis terhadap spora/polen. Ketiga analisis tersebut berdiri sendiri yang berarti obyek yang dianalisis adalah berbeda dengan tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan kematangan suatu batuan.
Migrasi adalah pergerakan minyak dan gas di bawah permukaan. Migrasi Primer: ekspulsi / keluarnya minyak bumi dari batuan induk hingga carrier bed. Migrasi Sekunder: perpindahan minyak bumi dari carrier bed hingga tempat akumulasinya.
Seal rock adalah batuan yg mempunyai pori-pori yg kecil & tidak berhubungan, sehingga tidak dapat dilalui hidrokarbon. Batuan seal akan efektif apabila tekanan kapiler > buoyancy pressure.
Trap / Jebakan / Perangkap adalah bentuk geometri lapisan batuan di mana tipe batuan permeabel (reservoir) dikelilingi dan dikurung oleh jenis batuan yang kedap air (seal), yang dapat menjaga akumulasi migas. Jenis-jenis jebakan berdasarkan proses/mekanisme terbentuknya: 1) Jebakan struktur (structural traps; antiklin, patahan, diapir, dll), 2) Jebakan stratigrafi (stratigraphic traps; pinch out, unconformity, reef dll), 3) Jebakan kombinasi (combination traps). Jenis-jenis jebakan berdasarkan bentuk kemiringan kontak migas dengan air: 1) Jebakan hidrostatik (hydrostatic traps), 2) Jebakan hidrodinamik (hydrodynamic traps).
- Case study:
- Taranaki Basin, Selandia Baru
- South Sumatra Basin
- Mahakam Delta
- Timor Basin
Petroleum Geology berkaitan erat dengan keilmuan lain di industri Migas dan apabila diintegrasikan akan mendapatkan hasil/sesuatu yang bagus dan dapat dipertanggung jawabkan. Petroleum Geology dipelukan oleh engineer, baik itu sebagai Petroleum Engineer (reservoir, produksi, drilling / workover, completion, dll), maupun Geophysicist (interpretasi, petrofisik, evaluasi sumur, basin modeling dll).
Webinar ini ditutup dengan Quote dari Pemateri Joko Wiyono sebagai berikut
Mengalirlah seperti air yang selalu memberi manfaat di setiap waktu dan di setiap tempat yang dilewatinya.
Rendah hatilah seperti air, yang selalu mencari tempat ternedah terhadap segala yang dilewatinya
Tahu dirilah seperti air yang selalu menuju samudera luas sebagai tempat terkahir peraduannya